RBW Masuk Dunia Fantasi AI? Kolaborasi Almigo Bikin Fans Geram

· 2 min read
dynasty4dtoto-gifkaisar4dtoto-gif
RBW teams up with AI avatar chat app 'almigo', which allows users to exchange explicit chat messages + video calls with AI characters; netizens call on a mass boycott

Apa yang terjadi ketika teknologi, hiburan, dan libido bertemu dalam satu proyek? Jawabannya mungkin adalah kolaborasi terbaru antara RBW Entertainment dan aplikasi AI Almigo—platform yang memungkinkan pengguna melakukan chat eksplisit dan video call panas dengan karakter AI.

Ya, benar. RBW, yang selama ini dikenal lewat boygroup dan girlgroup bersuara merdu dan citra "clean", kini tampaknya siap masuk ke pasar baru: pasar fantasi virtual beraroma dewasa. Dengan dalih “pengalaman penggemar yang lebih personal”, mereka kini tampaknya siap memonetisasi kesepian dan hasrat dalam bentuk yang paling interaktif.

Aplikasi Almigo memang bukan aplikasi AI biasa. Di dalamnya, pengguna bisa memilih avatar, mengatur kepribadian, lalu… ngobrol apa saja—tanpa batas moral, tanpa tatapan hakim sosial. Fitur video call dengan avatar AI yang bisa "menanggapi secara sensual" disebut-sebut jadi daya tarik utama. Maka dari itu, ketika RBW masuk sebagai mitra, wajar jika publik mulai bertanya:
"Apa ini masih bagian dari industri hiburan, atau sudah masuk ranah industri fantasi digital berbayar?"

Reaksi publik pun keras. Netizen menyerukan boikot massal terhadap RBW dan artis-artisnya. Banyak yang merasa dikhianati, terutama penggemar yang selama ini mendukung grup idol karena nilai-nilai positif, kerja keras, dan kedekatan emosional yang tidak berbau erotis.

Tapi tentu, RBW bisa saja berkata: “Kami hanya berinovasi.” Sebab di dunia hiburan modern, batas antara pelayanan penggemar dan pemenuhan fantasi pribadi memang makin tipis. Dan AI—dengan semua keajaiban (dan kekacauan) algoritmanya—menjadi alat sempurna untuk menjual cinta, perhatian, bahkan gairah, dalam paket yang sangat efisien: tanpa risiko skandal, tanpa batas waktu, tanpa batas etika.

Apakah ini masa depan industri hiburan? Mungkin. Atau mungkin juga ini awal dari era di mana idola tak lagi dipuja karena bakat, tapi karena bisa "melayani" tanpa menolak.

Satu hal yang pasti: ketika konser sudah tidak cukup untuk membuat fans loyal, pasar berikutnya memang tinggal satu: fantasi seksual yang dipoles dengan UI/UX ramah pengguna.

Logo
Copyright © 2025 HanGukBoo. All rights reserved.